Pencetus Kalender Jawa Islam
Sultan Agung Hanyakrakusuma, diakui sebagai raja
terbesar kerajaan Mataram Islam, bukan hanya karena berhasil menguasai Jawa
kecuali Banten, Batavia dan Blambangan, namun juga karena kebijakannya dalam
upaya mensejahterakan Rakyatnya. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan
dekrit merubah system penanggalan saka dengan Jawa Islam.
Saat itu system penanggalan saka yang menggunakan
perhitungan Surya, dianggap sudah tidak lagi sesuai untuk
perhitungan-perhitungan masyarakat, baik untuk siklus bertanam, maupun melaut.
Sehingga Sultan Agung berupaya menggantinya dengan Kalender Komariah (Bulan)
Hari pertama tahun 1 Saka bertepatan dengan 14
Maret 78 M. Sedangkan kalender Jawa islam dimulai tahun 1633 M bertepatan
dengan 1555 Saka dan bertepatan juga dengan hari Jum'at
legi 1043 H.
Perubahan yang dilakukan Sultan Agung hanya
menyangkut sistem perhitungan bulan berdasarkan kalender qomari, mengadopsi
sistem kalender Hijriyah, dengan nama-nama bulan dan hari juga diambil dari
kalender Hijriyah tetapi dengan sedikit penyesuaian. Sedangkan angka/bilangan
tahunya meneruskan bilangan tahun kalender Jawa Hindu (Tahun Saka). Jadi 1
Muharram 1043 H adalah 1 Muharram/Suro 1555 Jawa, yang jatuh pada hari Jumat
Legi tanggal 8 Juli 1633 M. Angka tahun Jawa ini selalu berselisih 512 dari
angka tahun Hijriyah.
Panjang satu tahun kalender Jawa mirip dengan
panjang tahun kalender hijriyyah yakni 354 (tahun pendek) dan 355 hari (tahun
panjang). Tahun pendek disebut Wastu dan tahun panjang disebut Wuntu. Wastu dab
wuntu ini terjadi dalam daur windu, artinya tahun panjang dan tahun pendek ini
hanya berulang dalam daur 8 tahunan. Tahun panjang (wuntu=kabisat) dalam tahun
Jawa terjadi pada tahun Ehe, Dal, dan Jimakhir atau pada urutan ke-2, 5, dan 8.
Yang menempatkan bulan Besar (bulan ke-12) lamanya 30 hari. Kalender Jawa Islam
dalam perhitungan banyaknya hari dalam satu bulan seperti pada kalender
Hijriyah model hisab urfi, bulan ganjil 30 hari, bulan genap 29 hari, kecuali
pada tahun kabisat bulan ke-12 lamanya 30 hari.
Dalam perhitungan tersebut, satu windu sama dengan
(354 x 8) + 3 hari = 2835 hari, atau panjang satu tahun rata-rata kalender jawa
adalah 354 3/8 hari; sehingga dalam satu daur 30 tahun kalender Hijriyyah
terdapat kelebihan ¼ hari lebih panjang pada kalender Jawa. Sehingga dalam 4 x
30 tahun, yakni 120 tahun, kalender Jawa akan kelebihan satu hari dibanding
kalender Hijriyah hisab Urfi. Lama waktu 120
tahun ini dinamakan kurup.
HISTORY OF JAVA MUSEUM
Kejayaan Sultan Agung dalam membesarkan Kerajaan
Mataram Islam, menjadi salah salah satu item board edukasi yang ada di History
of Java Museum yang berada di ruas jalan Parangtritis km 5,5. Museum ini memang
terkonsentrasi membahas Sejarah di pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
Display penyajian di museum ini sendiri dilakukan
secara kronika waktu, sehingga paparan display sendiri dapat dinikmati secara
berurutan. Museum berbentuk piramid ini juga dilengkapi dengan diorama dan
cinema 4D, sehingga pengunjung dapat
lebih merasakan nuansa kronika Sejarah tersebut.