Sunday, September 23, 2018

SULTAN AGUNG:


Pencetus Kalender Jawa Islam




Sultan Agung Hanyakrakusuma, diakui sebagai raja terbesar kerajaan Mataram Islam, bukan hanya karena berhasil menguasai Jawa kecuali Banten, Batavia dan Blambangan, namun juga karena kebijakannya dalam upaya mensejahterakan Rakyatnya. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan dekrit merubah system penanggalan saka dengan Jawa Islam.

Saat itu system penanggalan saka yang menggunakan perhitungan Surya, dianggap sudah tidak lagi sesuai untuk perhitungan-perhitungan masyarakat, baik untuk siklus bertanam, maupun melaut. Sehingga Sultan Agung berupaya menggantinya dengan Kalender Komariah (Bulan)

Hari pertama tahun 1 Saka bertepatan dengan 14 Maret 78 M. Sedangkan kalender Jawa islam dimulai tahun 1633 M bertepatan dengan 1555 Saka dan bertepatan juga dengan hari  Jum'at  legi 1043 H.

Perubahan yang dilakukan Sultan Agung hanya menyangkut sistem perhitungan bulan berdasarkan kalender qomari, mengadopsi sistem kalender Hijriyah, dengan nama-nama bulan dan hari juga diambil dari kalender Hijriyah tetapi dengan sedikit penyesuaian. Sedangkan angka/bilangan tahunya meneruskan bilangan tahun kalender Jawa Hindu (Tahun Saka). Jadi 1 Muharram 1043 H adalah 1 Muharram/Suro 1555 Jawa, yang jatuh pada hari Jumat Legi tanggal 8 Juli 1633 M. Angka tahun Jawa ini selalu berselisih 512 dari angka tahun Hijriyah.

Panjang satu tahun kalender Jawa mirip dengan panjang tahun kalender hijriyyah yakni 354 (tahun pendek) dan 355 hari (tahun panjang). Tahun pendek disebut Wastu dan tahun panjang disebut Wuntu. Wastu dab wuntu ini terjadi dalam daur windu, artinya tahun panjang dan tahun pendek ini hanya berulang dalam daur 8 tahunan. Tahun panjang (wuntu=kabisat) dalam tahun Jawa terjadi pada tahun Ehe, Dal, dan Jimakhir atau pada urutan ke-2, 5, dan 8. Yang menempatkan bulan Besar (bulan ke-12) lamanya 30 hari. Kalender Jawa Islam dalam perhitungan banyaknya hari dalam satu bulan seperti pada kalender Hijriyah model hisab urfi, bulan ganjil 30 hari, bulan genap 29 hari, kecuali pada tahun kabisat bulan ke-12 lamanya 30 hari.

Dalam perhitungan tersebut, satu windu sama dengan (354 x 8) + 3 hari = 2835 hari, atau panjang satu tahun rata-rata kalender jawa adalah 354 3/8 hari; sehingga dalam satu daur 30 tahun kalender Hijriyyah terdapat kelebihan ¼ hari lebih panjang pada kalender Jawa. Sehingga dalam 4 x 30 tahun, yakni 120 tahun, kalender Jawa akan kelebihan satu hari dibanding kalender Hijriyah hisab Urfi. Lama waktu 120  tahun ini dinamakan kurup.

HISTORY OF JAVA MUSEUM

Kejayaan Sultan Agung dalam membesarkan Kerajaan Mataram Islam, menjadi salah salah satu item board edukasi yang ada di History of Java Museum yang berada di ruas jalan Parangtritis km 5,5. Museum ini memang terkonsentrasi membahas Sejarah di pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Display penyajian di museum ini sendiri dilakukan secara kronika waktu, sehingga paparan display sendiri dapat dinikmati secara berurutan. Museum berbentuk piramid ini juga dilengkapi dengan diorama dan cinema 4D, sehingga pengunjung  dapat lebih merasakan nuansa kronika Sejarah tersebut.